Selasa, 10 Desember 2013

Ini "AKU"

Dulu itu enak ya, kemana-mana ga usah pake sandal, kerjaan pulang sekolah kalo ga tidur siang ya main sama temen2, tapi itu dulu, waktu masih kecil .

Dulu waktu kecil kita selalu menunggu datangnya hujan, biar bisa mandi hujan, sembunyi-sembunyi dari ortu buat mandi hujan, sembunyi sembunyi biar ga ketauan and ga kena marah, eh tapi pas pulang kerumah basah-basahan tetep aja kena marah :D tapi kalo sekarang, waktu hujan dateng langsung pergi, ngindar, berteduh, ga mau kena hujan yang dulu kita tungu-tunggu, kenapa ?? apa hujan tak lagi menyenangkan karena tubuh kita sudah besar, atau karena umur kita yang sudah dewasa ?? 

Ya, “Aku ingin menjadi seperti anak kecil yang hidup tanpa beban dan tanpa masalah, hidup hanya antara dua pilihan tertawa atau menangis, bukannya tertawa tapi hati menangis”. 

Saat kecil kita belajar main sembunyian (petak umpet), belajar bersembunyi agar keberadaan kita tak diketahui orang lain, dan permainan itu berguna sampai kita dewasa, dimana kita harus mennyembunyikan perasaan kita kepada orang lain, tertawa didepan mereka, tapi saat mereka pergi akan terasa sebuah kenyamanan dari sebuah kesepian dan kesendirian, kenyaanan yang jauh lebih indah daripada harus bersama orang-orang, memberikan senyuman dan tawa, tapi hati tetap merasa sepi, di acuhkan dunia, tak dipedulikan, tak dibutuhkan!!! Kesepian & kesendirian tak selamanya menjadi sebuah momok sedih atau suram, tapi akan lebih indah daripada bersama-sama dengan segala isi kemunafikan dunia.

Katakan pada mereka aku tak membutuhkan seyum dan tawa mereka itu didepanku, tapi menangislah didepanku, aku ingin orang merasa nyaman didekatku, merasa aman, merasa semuanya akan baik-baik saja, bukan hanya terlihat seperti semuanya baik-baik saja hanya dengan sebuah senyum dan tawa. Aku ingin sendiri, aku ingin menyendiri, hidup tak mengganggu dan tak diganggu, tak perlu peduli pada orang lain agar tak kecewa bila tak diperdulikan orang lain. 

Tapi Tuhan punya rencana kan, akan ada saat dimana semua berjalan indah, waktu akan membawa kepada keadaan yang lebih baik, walau hanya terlihat baik.

“Walaupun fatamorgana, melihat danau ditengah gurun akan lebih baik daripada tidak melihat apapun di tengah gurun”. Tuhan kirimkan sebuah senyum ketika aku mulai berfkir dunia ini terlalu jahat untuk ditempati, ketika keadaan ku sedang tak stabil, walau tak nyata, aku sungguh membutuhkan itu, dengan cara-Nya Dia kirimkan itu kepadaku, “Terima kasih kepada Tuhan, dan terima kasih kepada Dia yang (mungkin) dikirimkan Tuhan untuk membuat senyum dibibirku” 

Jadi tulisan ini ber-Inti apa ?? Mungkin tak ada, hanya perasaan seseorang yg dituangkan melalui tulisan, perasaan yang ingin dipedulikan, yg ingin merasa dibutuhkan, namun tak ingin mendapatkannya, karena tak ada kenyamanan yg lebih baik dari kesendirian ku sendiri, tak ada bahu yg lebih luas dari alam yang bisa menerima semua kesedihanku, tak ada pelukan yang lebih hangat dari cahaya matahari yg membuat ku merasa aman, dan tak ada tangan yang lebih kuat yang bisa menghapus semua air mataku daripada tangan ku sendiri , menangis pada alam, bercerita pada alam, semua itu terasa menyenangkan, jadi aku tak perlu mereka walau aku sangat menginginkan mereka, selama aku masih punya kesendirian ku ini, walau itu menyedihkan :D


Terlalu banyak yg ingin dtulis, takut bila nanti malah jadi novel, jadi cukup sekian dan terima kasih kisah menyedihkan ini, lagian kan segala masalah itu tak perlu dijadikan pikiran :D

“Terima Kasih”